Kalau Saya Kapolri ‘Mundur’


“Kalau saya Kapolri, saya akan mundur karena malu telah ngomong di mana-mana akan mempertanggung jawabkan dunia akhirat, padahal dia tidak dapat membuktikan data yang valid terhadap kasus saya,” ucap Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto.

Kepada Pos Kota, Bibit menilai Kapolri seringkali salah bicara ketika menjelaskan kasusnya. “Coba saja anda kumpulkan semua statement dia, pasti tidak sinkron dan bertabrakan satu sama lain. Tetapi sudah saya maafkan, itu karena dia tidak tahu apa-apa,” jelas Bibit di kediamannya, Kompleks Griya Kencana, Tangerang, Senin malam.
Setelah aktif kembali, Bibit akan segera melakukan perbaikan sistem internal di KPK khususnya mengenai dualisme loyalitas penyidik KPK yang berasal dari Polri dan Kejaksaan.
“Seharusnya jika yang bersangkutan sudah bekerja di KPK loyalitas penuh harus kepada KPK. Dualisme ini menyebabkan adanya kebocoran kasus-kasus yang sedang diselidiki. Ini harus dihentikan, jika tidak bisa loyal kembali saja ke institusinya masing-masing dan akan kami rekrut kembali orang lain yang bisa loyal hanya kepada KPK,” tegas mantan Kapolda Kaltim ini.
Menyadari akan ekspektasi (harapan) yang tinggi dari masyarakat, dirinya akan memprioritaskan kasus Bank Century, Agus Condro, Masaro, serta sejumlah kasus lain yang menjadi perhatian masyarakat. “Kita akan selidiki sampai tuntas, pendalaman hingga menemukan alat bukti yang cukup untuk menjerat siapa pun yang terlibat,” lanjut mantan Kapolres Jakarta Utara dan Pusat ini.

LAMA BUKAN BERARTI DIAM

Menurutnya, penyelidikan yang dilakukan oleh KPK memang lama, itu demi benar-benar ditemukannya alat bukti untuk naik ke tingkat penyidikan. “Lama bukan berarti didiamkan, tetapi justru diselidiki secara seksama, begitu juga dengan kasus Masaro, itu tidak pernah dihentikan dan kasusnya berjalan sampai sekarang. Apalagi itu sumber rekayasa terhadap kami,” kata Bibit.
Ketika ditanya siapa sebenarnya dalang dari kriminalisasi ini Bibit hanya tersenyum sambil menambahkan, itu pelan-pelan akan terungkap sendiri. “Kita tunggu saja, pasti kebenaran akan membuktikannya. Pokoknya kita lihat saja soal rekaman di Mahkamah Konstitusi itu,”tuturnya.
Terkait dugaan kasus mantan Menhut MS Kaban dan impor sapi yang diduga melibatkan putra seorang pengacara, Bibit menyatakan semuanya tetap diselidiki. “KPK masih mencari bukti-bukti, termasuk data dari mantan Mensos periode lalu,” jelasnya.
Diakui Bibit, dengan pengaktifannya kembali di KPK, ia akan konsolidasi dengan pimpinan lain untuk lebih fokus menangani kasus korupsi. Sedangkan, ditanya pertemuannya dengan SBY, Minggu, Bibit hanya menyatakan dia dan Chandra hanya diberitahu soal Keppres pengaktifan mereka.

JEMPUT KEPPRES
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemarin “menjemput” Keppres pengaktifan kembali Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah sebagai pimpinan dari Sekretariat Negara. Hal ini dilakukan karena KPK ingin secepatnya menerima Keppres tersebut.
“Tadi kita jemput Keppresnya. Ini dilakukan berdasarkan keputusan bersama pimpinan dan diambil oleh beberapa staf KPK,” kata Kabiro Hukum KPK, Chaidir Ramli, Senin (7/12).
Sesuai dengan yang diinformasikan sebelumnya, Keppres yang ditunggu-tunggu itu bernomor 101/P tahun 2009 tertanggal 4 Desember 2009. Rencananya, serah terima jabatan (Sertijab) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah bersama Mas Achmad Santosa dan Waluyo akan dilakukan hari ini, Selasa (8/12).
Dalam sertijab tersebut, tidak akan ada sumpah jabatan lagi. Sertijab bersifat penyerahan memori pekerjaan tentang hal-hal yang sudah dilakukan di KPK. Sementara Tumpak H Panggabean akan tetap berada di KPK sampai proses seleksi yang dilakukan pemerintah dan DPR dilakukan.

MENJAGA RAHASIA KPK
Pimpinan sementara KPK Mas Achmad Santosa (Ota) dan Waluyo akan segera mengakhiri masa tugasnya dan diharapkan mampu menjaga dan tidak membocorkan rahasia penyelidikan di lembaga antikorupsi tersebut.
“Mereka harus tahu komitmen awal menjadi pimpinan KPK adalah setelah keluar tidak boleh membocorkan apa pun,” kata peneliti ICW, Febri Diansyah di Gedung KPK.
Selain itu, pembocoran rahasia akan membuktikan adanya kabar tentang keduanya yang dijadikan ‘kuda troya’ pemerintah. “Kedunya justru harus membantu upaya pemberantasan korupi setelah di luar. Misalnya Pak Ota, menggunakan jaringan internasionalnya untuk mewujudkan rencana penyidik independen,” jelasnya.

Sumber : http://www.poskota.co.id/headline/2009/12/08/bibit-kalau-kapolri-saya-mundur

0 komentar:

Posting Komentar