Menteri Keuangan Sri Mulyani kemarin membuat pernyataan pada The Wall Street Journal edisi Kamis (10/12) yang menuding Aburizal Bakrie bermain dibalik angket Century DPR, karena Aburizal Bakrie tidak suka akan kebijakannya sebagai menteri selama ini.
Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, pembentukan Pansus Angket Century merupakan upaya politikus-politikus Partai Golkar rivalnya yang tidak senang dengan rencana perbaikan birokrasi di Indonesia.
Dikatakan juga bahwa pembentukan pansus tersebut merupakan upaya untuk mendiskreditkan dirinya oleh para politikus yang menentang agenda reformasi.
Dan bahkan Sri Mulyani terang-terangan mengatakan bahwa Aburizal Bakrie ada dibalik pansus ini. “Ical tidak senang dengan saya,” ujarnya.
Tudingan ini juga merupakan respon atas pernyataan Aburizal Bakrie sebelumnya soal kasus Century.
Aburizal mengatakan, penyelidikan kasus Century merupakan momentum penting untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih. “Kalau pemerintahan kotor, ya, perlu kita ganti,” katanya.
Dengan membuat pernyataan yang menuding Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie tidak suka terhadap dirinya, tampaknya sang ibu menteri keuangan ini sedang menabuh genderang perang secara terbuka.
Sri Mulyani juga menilai pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Angket DPR soal dana talangan pemerintah ke Bank Century sebesar Rp.6,7 Triliun dikarenakan Ical ingin menggulingkan dirinya dari jabatan Menteri Keuangan.
Sri Mulyani mengaku bahwa ketegangan dirinya dengan Aburizal Bakrie berawal dari tahun lalu saat ia menolak menutup perdagangan saham saat saham Bumi Resources milik Ical jatuh. Menurut Sri Mulyani, Ical-lah yang meminta penutupan perdagangan saham tersebut.
Menanggapi masalah ini, Ketua Pansus Angket Century yang juga Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham mengatakan, Sri Mulyani harus berhati-hati dalam berbicara. Sri Mulyani diingatkan agar persoalan pribadi dengan Ical tidak dibawa-bawa. “Seharusnya Ibu Sri Mulyani jangan salah omong. Kalau ada persoalan pribadi, itu urusan lain,” ujarnya.
Idrus juga menuding bahwa Sri Mulyani terlalu naif. Menurutnya ada hal yang lebih besar yang ingin diungkap pansus atas skandal Century dan bukan semata-mata benci Sri Mulyani. “Terlalu kecil bagi Golkar kalau hanya memikirkanSri Mulyani. Golkar didirikan tidak hanya memikirkan Sri Mulyani. Jadi kalau ada yang mengatakan itu tendensi, itu salah dan merupakan pelecahan,” ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Wakil Ketua Pansus Angket Century, Gayus Lumbuun. Ia menegaskan bahwa Pansus Angket Century tidak ada agenda untuk menjatuhkan Sri Mulyani. Pansus hanya ingin menggali fakta dan orang-orang yang terlibat. [Sumber : Koran Tempo-Warta Kota]
Blog Palur
Designed By Free CSS Templates
0 komentar:
Posting Komentar